Riset Untuk Rakyat dan Pengambil Kebijakan


    Foto:  Penerima Dana Penelitian KEMENDIKBURISTEK 2023. Tiga dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Satya Terra Bhinneka, Medan penerima Dana Penelitian Kemendikbudriste, TA 2023, Hendris Syah Putra,S.P.,M.Si. (kiri) Muhtar Ardansah Munthe S.Hut.,M.Sc. (kanan),  Ratna Sari, S.Hut.,M.Sc (nomor 2 dari kanan), Rinrin Meilani Salim,S.Kom.,M.Kom Selaku Wakil Rektor I.


    Hasil riset (penelitian) tak hanya memiliki signifikasi untuk kepentingan pengembangan dunia ilmiah semata, tapi juga nilai guna bagi masyarakat dan pengambil kebijakan. Setidaknya, inilah yang menjadi latar tiga Dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Satya Terra Bhinneka, Medan saat mengikuti kompetisi untuk mendapat Pendanaan Penelitian dari Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2023.

    "Kami bersyukur meski apply proposal riset kami hanya jelang sehari sebelum waktu penutupan karena alasan administrasi, ternyata usulan kami diterima," ujar Hendris Syah Putra,S.P., M.Si. yang mengajar di prodi Agribisnis di Fakultas Kehutanan Universitas Satya Terra Bhinneka, bersama Ratna Sari, S.Hut., M.Sc. dan Muhtar Ardansah Munthe, S.Hut., M.Sc., ketiganya ditemui di kampus Saya Terra Bhinneka, Medan Sunggal, Senin (12/6).


    Ekowisata Eko-Ekonomis di Pesisir dan Pegunungan

    Sejak sarjana hingga meraih gelar magister kehutanan Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta, topik penelitian Ratna Sari terfokus pada hutan bakau.

    "Hutan bakau banyak menyerap karbon selain untuk menahan abrasi dan tembok tsunami, karena fungsi ekologis itu, hutan bakau harus dilestarikan," ujarnya. Namun, hutan bakau di beberapa wilayah telah beralih fungsi untuk kepentingan perkebunan. Padahal di sisi lain, hutan bakau juga fungsi untuk kembang biak biota laut selain fungsi ekonomis bagi nelayan, semisal untuk pengembangan ekowisata dimana nelayan menjadi pengelola utama.

    Salah wilayah hutan bakau yang potensial untuk dikembangkan sebagai obejek Ekowisata yang ekologis dan ekonomis berada di Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat.

    "Desa ini tergolong desa nelayan tertinggal," tambah Ratna. Itu sebabnya memilih topik tersebut untuk penelitiannya. Ia berharap lewat diskusi terfokus yang akan melibatkan pemangku kepentingan seperti nelayan, pemerintah lokal, dinas kehutanan dan akademis, riset yang akan dilakukan, kelak bisa menghasilkan berbagai rekomendasi yang bermuara untuk pengembangan Ekowisata Hutan Bakau di Desa Pasar Rawa bersasi komunitas nelayan setempat.


    Nilai Kearifan Tradisional

    Jika Ratna memilih meneliti potensi pengembangan ekowisata di daerah pesisir, Muhtar Munthe memilih di daerah pegunungan di Pakpak Barat, sebuah kabupaten yang tergolong daerah tertinggal. Di Desa Ulumerah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, perbatasan Pakpak Barat dan Humbahas ada objek Ekowisata Gunung Simpon.

    "Di pegunungan Simpon ini ada sebuah batu yang mengeluarkan air. Ada legenda tentang beru Tinambunen, yang menangis karena tidak mau dikawinkan dengan pria yang bukan pilihannya," tuturnya. Saat menangis, tangan sang putri memegang pisau dan tanpa sadar mencungkil sebuah batu hingga lama kelamaan mengeluarkan air. Legenda ini belum populer di kalangan masyarakat. Dan inilah yang akan coba digali salah satu legenda rakyat Pakpak Barat. Di pegunungan Simpon menurut Muhtar Munthe juga ada artefak berupa rumah peninggalan Jepang. Semua potensi itu menurut Muhtar Munthe akan diteliti sebagai basis data untuk mengembangkan Ekowisata berbasis budaya dengan menggali berbagai nilai kearifan lokal masyarakat Pakpak Barat.


    Masukan Bagi Pengambil Kebijakan

    Berbeda dengan Ratna Santi dan Muhtar Munthe yang melakukan riset lapangan, fokus riset Hendris Syah Putra adalah memanfaatkan data sekunder yang akan digunakan untuk memetakan wilayah kabupatan di Sumut yang memiliki tingkat produktivitas tinggi sebagai penghasil kopi Arabica di tingkat komunitas petani. Lewat Analisis kewilayahan komunitas dan kontribusi dari kopi Arabica Rakyat Terhadap Pembangunan Wilayah di Sumut, hasil riset tersebut kelak dapat dimanfaatkan pengambil kebijakan publik dalam menyusun strategi pembangunan di Sumut.(ja)

    Posting Komentar

    Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

    Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
    Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates