"Kewajiban seorang umat Buddha atau mereka mengikuti jalan Buddha adalah memperbanyak kebajikan terhadap sesama" demikian ditegaskan Bhikku Khemapanno dari Pubbarama Buddhis Center saat memberi wejangan acara perayaan Hari Tri Suci Waisak 2567 BE yang diadakan Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) Medan Sunggal, Jumat (16/6).
Senada dengan Bhikku Khemapanno, Ketua Dewan Pembina YPSIM, dr. Sofyan Tan menandaskan bahwa ajaran Buddha yang paling asasi adalah welas asih. Sang Buddha bersedia meninggalkan istana,kekayaan dan istri yang cantik semua karena rasa welas asih atau rasa cintan terhadap semua makhluk yang ada di muka bumi, baik yang kelihatan mapun tidak kelihatan.
Acara perayaan Waisak 2023 ditandai prosesi puja, dhammadesana, puja bhakti, pemandian rupang Bodhisatva Siddharta Gautama, pembacaan paritta dan pemercikan air suci. Acara ibadah dilayani Bhikkhu Tejavanno, dari Cakra Buddhis Center, Bhikkhu Adicca dari Theravada Buddhis Center, dan Bhikkhu Ativiro dan Bhikkhu Khemapanno dari Pubbarama Buddhis Center.
Buddha Ajarkan untuk Berbagai Berkat
Acara perayaan Waisak selain dihadiri dr. Sofyan Tan, yang sekaligus anggota DPR RI Komisi X, juga dihadiri Ketua YPSIM, Finche Kosmanto, SE, M.Psi, Pimpinan Sekolah, Edy Jitro Sihombing, para kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa.
Bhiku Khemapanno mengatakan banyak orang acap menerjemahkan dhamma secara sederhana seperti datang ke vihara, menyalakan dupa dan berdoa meminta berkat dari Buddha. Padahal Sang Buddha justru mengajarkan agar umatnya berbagi kebajikan kepada sesama. Karena itu beliau memuji yayasan sosial yang mau berbagi sembako kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Bhikku Khemapanno sadar bahwa berbagi kebajikan bukan hal instan, tapi butuh proses.
Pada bagian lain wejangannya, ia juga menyentil orang tua yang kerap menyuruh anak ke vihara, tapi mereka sendiri ternyata juga. jarang ke vihara. "Kita menyuruh anak berbuat dhama, tapi orang tua tak pernah berbuat dhamma," katanya. Sesibuk apapun orang tua, mereka juga harus menuntun anak budi pekerti anak.
Wujudkan Sikap Wela Asih Tanpa Diskriminasi
Sementara itu saat memberi sambutan, dr. Sofyan Tan menekankam bahwa sebagai seorang Budhis sejati, dalam mewujudkan sikap welas asih terhadap sesama, seluruh siswa YPSIM, tak boleh pilih-pilih orang. Sikap welas asih tak memandang asal-usul suku,wtnis atau agama orang yang dibantu.
Ia menyebutkan Sekolah Sultan Iskandar Muda sendiri memiliki berbagai fasilitas pendidikan seperti layaknya sekolah-sekolah mahal di Jakarta.
"Tapi siswa yang miskin, siswa yang kaya bisa diterima dan belajar bersama di sekolah ini. Semua itu jugga wujud dari rasa welas asih dati Sekolah Sultan Iskandars Muda," katanya. Siswa yang miskin tak membayar uang sekolah dan diikutkan pada Program Anak Asuh, sementara yang mampu membayar penuh uang sekolah.
"Itu atinya menurut ajaran Buuddha, mereka yang bayar uang sekolah penuh juga telah berbagi kasihterhadap sesama. Upahnya itu sorga," katanya. Sofyan Tan juga menegaskan bahwa sebagai sekolah yang sangat memerhatikan pendidikan agama, Perguruan Sultan Iskandar Muda tak hanya berusaha membentuk siswanya pintar secara akademik saja, tapi juga punya etika tinhgi alias memiliki budi pekerti luhur.
Pada bagian lain ia juga menyebut bahwa pada tahun ini ada sebanyak 17 lulusan SMA Sultan Iskandar Muda yang diterima di Fakultas Kedokteran di berbagau PTRN ternama di Indonesia. Sebuah prestasi yang susah ditandingi sekolah lain. Acara perayaan Waisak 2023 dimeriahkan berbagai pertunjukkan kesenian dari siswa TK,SD, SMP, SMA/SMK. (ja)
Posting Komentar
Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...