“Saya ingin Jadi Pastry Chef”

         Bercita-cita ingin jadi pastry chef, Nuraini Mahanum adalah alumni SMA Sultan Iskandar Muda tahun 2017. Mahasiswa  Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Udayana Bali ini, saat SMA adalah peserta Program anak Asuh YP SIM.  Berbagai prestasi berhasil disabet Nur, begitu panggilan karibnya. Salah satunya  pada 2019, ia mendapat  pendanaan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Kini Nr tengah menyusun skripsinya untuk merai gelar sarjana pertamian.Berikut wawancara tertulis Simpul Siswa dengan Nur.

 

Nuraini Hamanum di depan Gedung Faperta Universitas Udayana Bali

Apa kabar Nur? Boleh kamu ceritakan alasan Nur  memilih kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), jurusan Teknologi Pangan di Udayana, Bali?

Saya memilih jurusan Teknologi Pangan karena sejak kecil saya memang suka dengan makanan, khususnya pastry. Saat kelas 4 SD saya selalu menonton program  teve Laptop Si Unyil yang selalu menayangkan proses bahan pangan diolah menjadi makanan atau minuman di pabrik. Hal itu yang  mendorong saya ingin menjadi seorang pastry chef, namun ibu saya mengatakan menjadi seorang pastry chef sama seperti menjadi seorang dokter yang membutuhkan banyak biaya untuk sekolah.

Oh, jadi pilihan kamu, memang ada hubungannya dengan kesukaan Nur dengan kuliner kue ya?

Iya benar ada hubungannya dengan kesukaan Nur, dan ini bisa dikatakan  merupakan “Plan B”

Lalu setelah kuliah di Jurusan Teknologi Pangan, hal apa yang paling menarik bagi Nur?

Bagi saya jurusan Teknologi Pangan sangatlah menarik. Ada dua alasan mengapa saya mengatakan bidang ini sangat menarik; yang pertama adalah mempelajari proses pengolahan bahan pangan. Diawali saat bahan pangan tersebut dipanen, kemudian sortasi, pengawetan, pengemasan, distribusi, dengan menjaga dan memastikan produk aman untuk dikonsumsi, lezat, dan tetap bergizi. Alasan kedua adalah mudah untuk dipahami, karena bidang ini erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari seperti dapat mengetahui dan menghitung angka kecukupan gizi/hari, proses metabolisme tubuh untuk mencerna makanan menjadi energi, dan menjadikan makanan sebagai obat.

Omong-omong selama kuliah di Universitas Udayana Bali, apa saja yang kamu lakukan selain kuliah? Terus pernah nggak Nur mengalami kejutan budaya?

Di kampus, saya aktif berperan di organisasi Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian sebagai anggota Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa 2019-2020 dan oraganisasi Udayana Young Entrepreneur Community (UYEC) sebagai anggota Departemen Sumber Daya Manusia 2019-2020.

Di kelas, saya juga bisa mengikuti mata kuliah dengan baik sehingga saya memperoleh IPK 3,87, yaaa walaupun skripsi saya sedikit terhambat karena hanya sebatas bimbingan online.

Kalau kejutan budaya memang ada. Saya pernah kebingungan saat mengikuti acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) bagi mahasiswa baru, yang mana kakak tingkat memberitahu lokasi dengan arah mata angin. Kejutan budaya lainnya yaitu hari libur di Balu sangatlah banyak, seperti libur hari raya Galungan dan Kuningan, dan Nyepi. Saya merasakan 4 kali hari Raya Nyepi tanpa jaringan internet dan TV, disaat inilah saya dan teman-teman rantau berkumpul dan tetap menaati peraturan Nyepi, dan hari-hari saat dosen melakukan sembahyang di Pura.

Kejutan budaya lain yaitu saya pernah merasakan kemacetan yang luar biasa saat Ngaben. Kala itu saya sedang dalam perjalanan Jimbaran-Denpasar. Saya dan teman-teman pun telat masuk laboratorium. Kejutan budaya lainnya yaitu saat berjalan kaki ditrotoar harus memperhatikan setiap langkah kaki, karena banyak canang, sarana sembahyang umat Hindu, tidak boleh sembarang dilangkahi, apalagi diinjak. Saat menstruasi, kami juga tidak boleh mengunjungi tempat-tempat sakral.

Kalau kehidupan sehari-hari di Bali itu seperti apa sih?

Di Bali tidak ada angkutan umum seperti angkot yang bisa mengantar ke berbagai tempat. Saya pergi-pulang dari kampus Jimbaran ke laboratorium Denpasar biasanya menggunakan transportasi umum, yaitu sarbagita. Sarbagita beroperasi setiap satu jam sekali. Ojek online dan kendaraan pribadi menjadi pilihan lain, jika sarbagita tak kunjung datang.

Untuk tempat tinggal, saya memilih nge-kos bulanan, karena asrama yang disediakan tidak cukup layak pada tahun pertama saya kuliah, tahun 2017. Namun sekarang, Asrama Udayana sudah sangat nyaman dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan dengan harga yang dapat dijangkau. Hunian untuk mahasiswa yang tersedia di Denpasar ataupun Jimbaran sangat banyak pilihannya dan itu tergantung pada fasilitas dan biayanya. Beberapa opsi bisa antara lain: a). Menyewa rumah bersama beberapa teman. b). Menumpang tinggal dengan relasi atau saudara, c). Atau bisa menjadi mahasiswa indekos seperti saya.

Untuk makanan, tenang saja. Segala jenis restauran atau warung sudah tersebar di Jimbaran dan Denpasar. Mencoba-coba berbagai jenis restauran atau warung disini dengan harga yang beragam pula. Ingat, penting untuk bertanya harga sebelum membeli makanan karena bisa saja harganya tidak terduga dan mencari tahu apakah makanan tersebut halal atau haram. Namun, bisa juga memanfaatkan beberapa aplikasi online untuk membeli makanan. Disana sudah tertera menu dan juga harganya. Saya memilih untuk menanak nasi saja dan membeli lauk-pauk beserta sayurnya.

Selama kuliah di Bali, apakah Nur pernah mengalami kesulitan dalam pergaulan dengan sesama mahasiswa dari pulau lain?

Saya tidak mengalami kesulitan dalam pergaulan. Punya banyak teman dengan berbagai latar belakang. Dan tentu saja kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan bertemu/berkenalan, tapi pasti kita bisa memilih dengan siapa kita harus berteman. Pada intinya adalah bukan Bali yang menyebabkan kita menjadi 'bebas'. Tapi bagaimana kita membatasi diri kita sendiri.

Lalu seperti apa kiat belajar Nur sebagagai asal Sumatra Utara, agar bisa bersaing dengan mahasiswa lain, terutama dari Jawa?

Metode belajar yang saya terapkan yaitu mengerti, bukan menghapal; mencatat materi; fokus; belajar bersama; dan memanfaatkan waktu senggang. Bersaing secara sehat dengan cara menjalin banyak pertemanan di kelas sangatlah penting, sehingga bisa bertukar materi yang tidak dipahami dengan mereka.

Boleh cerita Nur, apa saja prestasi yang kamu raih selama menjadi mahasiswa, prestasi akademik maupun non akademik?

Prestasi yang pernah saya raih sebagai mahasiswa diantaranya: 2018 : Finalis Kegiatan Lomba Business Plan Challenge dengan tema To Be Young Agripreneur yang diadakan Fakultas Pertanian 2018: Finalis Kegiatan Festival Ilmiah Olahraga Agritech yang diadakan Fakultas Teknologi Pertanian 2019: mendapatkan kesempatan menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Program Pembuatan Produk Kreatif (P3K) dengan tema Memaksimalkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal Guna Mengurangi Limbah Pangan yang diadakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian 2019: lolos pendanaan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Tentang skripsi yang tengah kamu susun, apa topiknya?

Topik skripsi yang tengah saya susun mengenai pikel labu siam.

Apa alasanmu memilih topik tersebut?

Alasan saya memilih topik tersebut karena produksi labu siam di Indonesia mengalami peningkatan dengan jumlah ketersediaan pada tahun 2015 yaitu 431.219 ton menjadi 454.001 ton pada tahun 2018. Akan tetapi, peningkatan ini tidak diimbangi dengan produk olahannya (Data Badan Pusat Statistik tahun 2018). Oleh karena itu labu siam ini sebaiknya diolah untuk meningkatkan umur simpan, daya jual, dan nilai ekonomis buah tersebut. Salah satu pengolahan labu siam adalah dengan menjadikannya pikel.

Menarik ya, eh omong-omong boleh tahu tanggal, bulan dan tahun kelahiran Nut, juga hobi Nur?

Saya lahir di Medan, 27 Februari 1999. Selama kuliah saya menyukai kegiatan olahraga cardio, berjalan kaki di sore hari, dan makan/mencoba berbagai produk, sembari meningkatkan kemampuan evaluasi sensori.

Nur anak ke berapa dari berapa bersaudara, dan apa pekerjaan orangtua Nur?

Saya anak pertama dari dua bersaudara. Ibu aya adalah pedagang bakso malang

Aini dapat beasisiwa KIP lewat jalur aspirasi dr Sofyan Tan atau lewat kampus?

Saya mendapat beasiswa bidikmisi yang prosesnya dikenalkan dan dibantu oleh pihak SMA Sultan Iskandar Muda.  

Ada pesan Nur untuk adik-adik kelas di SMA Sultan Iskandar Muda, juga untuk Pak Sofyan Tan?

Pesan saya untuk adik-adik2 kelas di Sultan Iskandar Muda yaitu jaga kesehatan, jangan sering-sering begadang. Aktif boleh tapi jangan sampai keteteran sekolah atau kuliahnya. Intinya, sih, belajar ngatur waktu itu penting. Sedang pesan Nur untuk Pak Sofyan Tan,  Nur hanya ingin mengucapkan terima kasih banyak karena sudah mendirikan sekolah dengan tingkat kepedulian yang tinggi terhadap peserta didiknya. Terima kasih juga sudah memberikan kepercayaana kepada Nur  sebagai salah satu penerima Program Anak Asuh. Terima kasih dan jaga kesehatan selalu Pak Sofyan Tan, juga bagi pengurus Yayasan, para  pendidik, serta juga  para petugas keamanan dan kebersihan di Sekolah Sultan Iskandar Muda.

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates