Imam Besar Istiqlal, Nasaruddin Umar : Perbedaan Itu Rahmat


Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, MA,Ph.D menegaskan, perbedaan jangan diartikan sebagai sebuah malapetaka, namun  adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. "Saya belajar banyak dalam konfigurasi etnik dan agama yang berbeda. Perbedaan itu jangan diartikan sebagai sebuah malapetaka, tapi itu adalah rahmat,"kata Nasaruddin Umar saat berkunjung ke sekolah Sultan Iskandar Muda, di Medan Sunggal, Sabtu (19/1).

Kedatangan Nasruddin bersama rombongan saat itu disambut Ketua Pembina Sultan iskandar Muda dr Sofyan Tan, Ketua YPSIM Finche serta para kepala sekolah dan guru. Nasarudin mencontohkan, seandainya sebuah lukisan dengan warna putih semua dan dibingkai tentu terlihat tidak cantik. Namun jika diberi warna-warna kontras maka akan terlihat indah.

"Jadi warna-warni Indonesia seperti ini harus dianggap sebagai rahmat besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Indonesia yang ber Bhinneka Tunggal Ika bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain,"sebut Nasaruddin yang baru pertama kalinya ke sekolah Sultan Iskandar Muda.

Nasaruddin kembali mencontohkan, di negara Timur Tengah dengan satu agama mayoritas dan mutlak, bahkan etniknya juga hanya satu atau dua, tapi siang dan malam saling bunuh-bunuhan.

Untuk itu ia mengingatkan, bahwa tidak merupakan satu jaminan sebuah institusi negara yang seragam, lebih homogen dan tidak plural menjadi sebuah negara yang paling stabil. Sebaliknya, jangan juga diartikan bahwa dalam setiap negara yang sangat plural dan heterogen itu justru akan menjadi ancaman yang berbahaya.

"Buktinya Indonesia ini sangat luar biasa, ribuan etnik, pulau, bahasa dan konfigurasi perbedaan lainnya bisa menjadi aman dan damai seperti saat ini,"tutur Nasarudin yang kerap mendengar dari teman-temannya tentang  sekolah multikultural Sultan Iskandar Muda yang didirikan dr Sofyan Tan.

Nasaruddin menambahkan, ada empat fase dari pengamat politik internasional telah meramal Indonesia akan mengalami empat kali hancur.Tahun 1997-1998, Indonesia diramal akan bubar.

"Memang ada krisis moneter saat itu tapi tidak sampai Indonesia hancur. Lalu tahun 2011 kita lewati,  lalu 2014 Indonesia diramal akan seperti negara balkan dan Uni Sovyet satu persatu negara akan merdeka. Indonesia dibayangkan akan pecah menjadi 20 negara, tapi ternyata tahun itu kita lewati termasuk tahun 2017 juga lewat.Jadi para pengamat politik itu sulit memprediksi Indonesia,"ujarnya.

Karenanya, lanjutnya Nasaruddin, kita patut bersyukur karena Indonesia selain memiliki kekayaan alam juga memiliki kekayaan agama, budaya, etnik  bahasa dan lainnya. Begitupun Nasaruddin beharap, umat beragama apapun tidak  boleh saling sikut menyikut maupun menghina satu sama lainnya karena keutuhan Indonesia itu terletak pada keutuhan antar umat beragama.

Sementara Ketua Dewan Pembina YP Sultan Iskandar Muda, dr Sofyan Tan menyatakan,  apa yang disampaikan oleh Nasaruddin Umar, baik itu melalui berbagai kegiatan maupun komentarnya selalu sama dengan visi misi sekolah Sultan Iskandar Muda bagaimana membangun bangsa yang beragam-ragam ini melalui pendidikan multikultural.

"Saya dan Nasaruddin Umar selalu tidak bisa bersama, namun hati kami itu selalu bertemu melalui berbagai komentar dan kegiatan yang disampaikan oleh beliau.Beliau lebih senior karena usia kami hanya terpaut tiga bulan,"ungkap Sofyan Tan.

Sofyan Tan berharap, kehadiran beliau di sekolah diharapkan mampu memberi inspirasi dan motivasi kepada para  siswa sehingga ke depannya mampu memberi prestasi terbaik seperti Nasaruddin Umar.

"Saya bertemu beliau pada tahun 2005 saat ke New Zealand memenuhi undangan Perdana Menteri dalam rangka pertemuan untuk membicarakan bagaimana mewujudkan dunia damai melalui pendidikan multikultural.Saat itu sekolah Sultan Iskandar Muda mendapat kehormatan menjadi model di dalam forum pertemuan tersebut,"kenang Sofyan Tan yang juga Anggota DPR RI ini.

Dalam kunjungannya tersebut, Nasaruddin Umar juga diajak berkeliling ke halaman belakang sekolah Sultan iskandar Muda untuk melihat 4 rumah ibadah yang berdiri secara berdampingan  serta tugu kerukunan yang diapit pohon bul-bul.

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates