dr. Sofyan Tan: Tiap Guru Harus Jadi Guru Kebangsaan


Di tengah berkecambahnya ajaran-ajaran radikalime dan intoleransi yang menelusup di sejumlah lembaga pendidikan formal, guru memegang peranan penting untuk melawan kecenderungan pihak-pihak yang ingin meniadakan keberagaman dan menghendaki keberagaman.

"DI sekolah Sultan Iskandar Muda, begitu seseorang diterima sebagai guru, otomatis orang tersebut adalah guru kebangsaan," demikian ditegaskan Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda, dr. Sofyan Tan saat memberi pembekalan terhadap ratusan guru Perguruan  Sultan Iskandar Muda, mulai unit TK, SD, MP dan SMA/SMK untuk menghadapi tahun ajaran baru 2018-2019, di Hotel Polonia, Sabtu (14/7). 

Kreatif Menebar Paham Kebangsaan

Keberagaman menurut anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu bukan sekadar karena adanya pertbedaan etnis, suku, kebudayaan dan agama saja, tapi juga menyangkut gender dan status ekonomi. Sebagai guru yang mengemban fungsi menanamkan nilai-nilai kebangsaan, Sofyan Tan meminta para guru kreatif dalam menebar paham kebangsaan. Terlebih jelang pelaksanaan pilpres 2019 dimana ujaran kebencian bermuatan SARA diperkirakan akan merebak, terutama di media sosial.

Mengantisipasi hal tersebut, Sofyan Tan berharap para guru bisa mengunggah berbagai status yang mengkampanyekan pentingnya menjaga harmoni sebagai sesama anak bangsa. Berbagai kisah inspiratif atau berita yang mengandung pesan-pesan pentingnya menjaga persatuan harus makin digencarkan.  

Pemihakan Terhadap Mereka yang Miskin

Pada bagian lain, Sofyan Tan juga mengingatkan bahwa selain mengusung visi menghargai, menghormati dan membangun keberagaman, Perguruan Sultan Iskandar Muda juga memiliki pemihakan kepada mereka yang miskin dan papa. Kedua core value tersebut telah menjadi visi  dalam penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Sultan Iskandar sejak perguruan tersebut beroperasi pada tahun 1986.
Karena sejak awal sampai sekarang Perguruan Sultan Iskandar Muda konsisisten  menerapkan kedua nilai spiritualitas tersebut, imbasnya dari sisi siswa, dari tahun ke tahun, jumlahnya terus mengalami kenaikan, sekalipun  perlahan.

Pada tahun pelajaran 2018-2019, jumlah siswa Perguruan Sultan Iskandar Muda telah menembus 3.006 siswa. Sementara lima anak asuh diterima di berbagai PTN terkemuka di tanah air.

"Bahkan ada yang tembus di UI, walau orangtuanya hanya petani singkong,". Termasuk yang diterima di AITB lewat jalur SBMPTN," tuturnya. Semua keberhasilan itu adalah bush kerjasama seluruh komponen yang terlibat dalam prosea penyelenggaraan pendidikan  di Perguruan Sultan Iskandar Muda, diantaranya adalah peran  tiga orang guru SMA.

Ukuran Keberhasilan

Untuk itu dalam kesempatan tersebut, Sofyan Tan, memberikan uang tali kasih kepada tiga guru SMA sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka. Ketiga guru itu yakni: Erisda Sinurat (Guru Matematika), Wilda Yolanda zlubis (Guru Matematika), Indri Dayana (Guru Fisika). Pada akhir pembekalannya, Sofyan Tan menegaskan bahwa ukuran keberhasilan guru bukanlah keberhasilan diri guru sendiri, tapi saat guru membuat  siswa berhasil. 

Kegiatan pembekalan terhadap para guru dihadiri Ketua YP Sultan Iskandar, Finche SE, M.Psi, Ketua Perguruan Sultan Iskandar Muda, Edy Jitro Sihombing, M.Pd dan para kepala sekolah.

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates