Kemilau Cahaya Deepavali YP.Sultan Iskandar Muda


YPSIM – Setelah diberikan libur fakultatif  oleh pemerintah pada saat perayaan Hari Raya Depawali 2016, kini umat Hindu (India) akan mengusulkan kepada pemerintah agar Hari Raya Depavali dapat dijadikan hari libur nasional.

Wakil Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sumut, M Manogren mengatakan, dalam perayaan Deepavali kemarin umat Hindu di Medan memang sudah diberikan libur fakultatif melalui surat edaran Walikota Medan yang disampaikan kepada majelis tertinggi agama Hindu.

“Sekarang yang kita harapkan bagamana agar Deepavali itu menjadi  libur keagamaan secara nasional.Karena etnis tamil tidak mempunyai anggota dewan di pusat, maka kita titipkan saja aspirasi ini kepada Anggota DPR RI, Bapak Sofyan Tan untuk memperjuangkannya.Biarlah Pak Sofyan Tan mengantarkan aspirasi kita ini,”kata M Manogren saat menghadiri perayaan Deepavali bersama di Yayasan  Perguruan Sultan Iskandar  Muda (YPSIM), Jalan T Amir Hamzah, Gang Bakul, Medan Sunggal, Sabtu (5/11) .

Manogren menyampaikan, Deepavali yang dirayakan di seluruh dunia memiliki makna perjalanan menuju cahaya kebenaran yang harus dicamkan didalam diri setiap umat yang merayakannya.

“Kita sebagai umat manusia jika bersalah, maka cahaya Deepavali atau cahaya kebenaran itu kita adopsi untuk membuang sifat-sifat  jelek kita.Itulah Deepavali dengan tokoh Dewa umat Hindu  Sri Khrisna,”ucap Manogren.

Sejauh ini imbuh Manogren, tentunya umat Hindu memahami tokoh Sri Krisna yang turun ke bumi  mengambil manusia untuk mengalahkan Narakasura sehinggga terwujud hari ketenangan yang disebut Deepavali.

Dalam perayaan tersebut M Manogren juga mengapresiasi  siswa/i YP SIM yang menampilkan tarian dengan tokoh-tokoh dewi agama Hindu seperti Dewi Durga, Dewi Laksmi dan Saraspati.

Terkait pendirian tempat ibadah pura di lingkungan sekolah YP SIM, Manogren menyatakan, saat ini pihaknya sedang mengupayakan mendatangkan sebuah arca  tunggal Ganesha dari India yang nantinya akan ditempatkan di pura untuk dipergunakan bersama-sama saat beribadah.

“Kami masih berusaha untuk mendatangkannya. Kalau arca dari India itu  bisa dipakai selama bertahun-tahun dan tidak rusak, itu yang harus kita pikirkan karena sekolah ini akan berkembang terus,”tutur M Manogren.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina YPSIM , Dr Sofyan Tan menyatakan, YPSIM  yang didirikan berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, tidak menganut  kata mayoritas dan minoritas. Untuk itu,  pihaknya senantiasa memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk menikmati pendidikan di YP SIM  sekalipun siswa tersebut berasal dari suku, ras dan agama berbeda.

“Meskipun jumlah siswa umat Hindu tidak banyak tapi sudah 8 tahun acara deepavali kita rayakan.Kalau di kalangan Tionghoa angka 8 itu adalah angka yang tidak pernah putus menandakan rejeki berkembang terus dan kebenaran tidak akan berakhir,”ungkap Sofyan Tan.

Dikatakannya, melalui perayaan Deepavali tahun ke 8 ini, YP SIM menghadiahkan pura atau kuil untuk siswa/i masyarakat India penganut agama Hindu.Ini artinya rejeki, kebahagiaan, cahaya kebenaran selalu ada di dalam hati para siswa khususnya umat Hindu dari India.

“Meskipun jumlah persentase siswanya kecil mereka tetap mendapat pelajaran agama Hindu sebaik-baiknya.pembangunan pura ini menghabiskan dana sekira Rp250 juta.perayaan deepavali pada tahun ini yang terbaik, apalagi kita memiliki Ianbu Sumitra sebagai guru agama Hindu yang punya hati baik di sekolah ini,”ujarnya.(Asiong).

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates