Medan-andalas Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Hendra Utama Msi mengingatkan para siswa tentang situasi saat ini yang sangat berbeda dengan masa lampau karena pembangunan Indonesia kini ditantang dengan persaingan global.
“Kita ditantang tidak hanya di dunia usaha tapi juga di sumber daya manusia. Tepatnya 222 hari lagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Adik-adik harus paham apa yang akan terjadi saat itu. Sesuai kesepakatan sebanyak 10 negara ASEAN akan membuat pasar tunggal, satu wadah, satu masyarakat yang akan menghadapi ekonomi di belahan dunia lain.”
Hal itu disampaikan Hendra selaku mewakili dunia usaha saat menyampaikan sambutannya di acara Wisuda 62 Siswa SMK Yayasan Iskandar Muda (SIM), di halaman Sekolah YP SIM, Jalan Sunggal, Medan, Sabtu (23/5).
Saat diberlakukannya MEA, lanjut Hendra, Indonesia akan berkompetisi dengan negara ASEAN. Namun salah satu keuntungan bagi Negara Indonesia adalah 20 persen masyarakatnya ada di Negara Indonesia.
”Kita adalah tokoh utamanya. Tanpa Indonesia, ASEAN itu tidak ada. Tantangan ke depan akan sangat luar biasa karena sumber daya manusianya akan dilihat dari kompetensi. Anda bisanya apa untuk ditawarkan ke dunia usaha,” sebut Hendra.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YP SIM dr Sofyan Tan mengatakan, berbicara soal industri ke depannya, Negara Indonesia dengan jumlah penduduknya sebanyak 240 juta itu merupakan salah satu peluang.
“Negara kita besar dengan puluhan ribu pulau dan tiga perempatnya adalah laut. Ini menunjukkan negara kita kaya,” ucap Anggota DPR RI yang duduk di Komisi X ini.
Persoalannya, kata Sofyan Tan, pada tahun 70an Indonesia pernah melakukan “bom” minyak. Pertamina saat itu satu-satunya mengelola kekayaan alam berupa minyak. Namun saat itu perusahaan minyak ini hampir bangkrut. Padahal sudah memonopolinya hingga mengekspor minyak ke luar negeri.
“Saat itu rakyat tetap susah, selanjutnya di era tahun 80an kita ‘bom’ kayu lagi, semua hutan dibabat dengan alasan membuka satu juta hektare sawah demi swasembada beras. Tapi apa yang terjadi saat itu. Indonesia tetap tidak bertambah kaya, utang semakin banyak. Hutan juga gundul dan terjadi erosi serta banjir yang menyengsarakan rakyat kita,” tutur Sofyan Tan.
Setelah minyak dan kayu, kesempatan ketiga yang diberikan Tuhan kepada negara kita, adalah melalui batubara. Namun kesempatan itu juga tidak dipakai sebaik-baiknya oleh negara kita karena batubara malah diekspor ke luar negeri.
”Saat itu kita malah tidak menggunakan batubara untuk membangun pembangkit listrik. Akhirnya listrik kita sering padam seperti makan obat tiga kali sehari. Sudah tiga kali kesempatan dikasih oleh Tuhan untuk republik ini,” tandas Ketua Dewan Pembina YP SIM ini.
Yang terakhir, lanjut Sofyan Tan, harta Indonesia yang tersisa sekarang adalah kekayaan laut sehingga Presiden Jokowi mengaku tidak mau populer untuk menjaga laut dengan menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia.
Untuk itu Sofyan Tan berharap, generasi muda mendatang agar bisa mengambil hikmah dari semua ini karena pada tahun 2031-2038 merupakan bonus demografi bagi negara kita yang artinya saat itu tingkat produktifitas orang Indonesia paling tinggi.
“Para orangtua dan generasi mendatang harus memanfaatkan pendidikan dengan baik pada saat itu,” sebutnya.
Sementara itu sebanyak 62 Siswa SMK YP SIM yang diwisuda terdiri dari jurusan Akuntansi 41 siswa dan Multimedia 21 siswa. Wisuda siswa angkatan ke-23 itu langsung dipimpin Kepala SMK YP SIM Boimin Pama SPd.
Kegiatan wisuda tersebut dihadiri Anggota Dewan Pembina YP SIM Tracey Yani Harjatana, Ketua YP SIM Finche SE MPsi, Kasi Kurikulum dan Kesiswaan SMK Kota Medan Drs H Zulhanif MM, orangtua siswa, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Boimin Pama mengatakan wisuda pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya karena dua hari menjelang wisuda pihaknya harus mengeluarkan surat rekomendasi atau surat izin untuk siswa SMK yang baru tamat.
“Surat izin untuk mengikuti wisuda dikeluarkan karena mereka saat ini sudah berada di dunia usaha. Sebanyak 15 siswa saat ini sedang magang di dunia usaha dan 10 siswa multimedia lagi mendapat pekerjaan. Artinya meskipun belum diwisuda 80 persen siswa kami telah bekerja di sejumlah industri,” kata Boimin Pama. (SIONG)
Posting Komentar
Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...