Menjalin Persahabatan Penting di Tengah Keberagaman


Medan – Melalui perayaan Natal 2014, jalinan persahabatan di tengah-tengah keberagaman masyarakat Indonesia menjadi salah satu hal penting untuk diwujudkan terutama bagi generasi muda yang masih memiliki hati yang labil. Bagi mereka yang masih sering bimbang dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan diharapkan untuk lebih meningkatkan kecerdasan spritualnya.

Pesan ini disampaikan Pendeta Dr Baskita Ginting MTh MPd dalam khotbahnya pada Perayaan Natal Bersama 2014 Keluarga Besar Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YP-SIM) di Jalan Tengku Amir Hamzah, Pekan Sunggal, Selasa (16/12).

“Jika orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan spritual  yang bagus pastilah bisa berinteraksi dengan agama dan budaya apapun juga. Mari kita bersahabat dalam perbuatan agar tidak muncul masalah-masalah sosial di masyarakat,” ajak Baskita dalam perayaan Natal bertema “Menjalin Persahabatan di Tengah Keberagaman” itu.

Perayaan Natal yang ditandai dengan penyalaan lilin ini  dihadiri Ketua Dewan Pembina YP SIM dr Sofyan Tan, Ketua YP-SIM Finche SE MPsi, sejumlah kepala sekolah, dan para orangtua siswa.

Baskita Ginting mengatakan ketika peristiwa Natal terjadi, Yesus Kristus menjadi sahabat bagi semua orang meskipun pada saat itu Raja Herodes merasa tersaingi. ”Saat berinteraksi dengan orang lain, Yesus mampu menjawab semua kebutuhan dengan memberi makan dan membuat mukjizat bagi orang lain. Inilah tanda bersahabat dalam perbuatan,” katanya.

Sementara itu, Sofyan Tan dalam sambutannya menyampaikan, selain persahabatan juga dibutuhkan kerelaan berkorban yang bisa diibaratkan dengan lilin Natal yang dinyalakan untuk menerangi semua umat.

“Lilin itu memberikan penerangan bagi kita semua. Orang boleh saja merasa hangat, namun jika hatinya tidak terang tentu tidak mampu melihat perbedaan dan menghargai orang lain. Perbedaan itu bukan musuh namun sebuah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Semoga firman Tuhan bisa menerangi hati para jemaat pada hari ini,” harap Soyan Tan yang juga Anggota DPR RI ini.

Dalam sambutannya, Sofyan Tan juga mengatakan, kaus kaki yang merupakan salah satu ornamen pohon Natal bisa diibaratkan untuk memberikan kehangatan dan melindungi orang-orang yang merasa kedinginan dan membutuhkan kehangatan. ”Kehangatan itu akan memberikan rasa suka kepada orang lain sehingga menjadi persahabatan,” sebutnya.

Perayaan Natal di YP-SIM yang berlangsung meriah dan khidmat ini diisi dengan pembacaan liturgi, kidung pujian, dan pembacaan puisi yang dibawakan para siswa YP-SIM. (SIONG)

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates