
Tentang Kami
Membangun Generasi Multikultural, Inklusif, dan Berkelanjutan
Sejarah
Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda didirikan sebagai realisasi mimpi dr Sofyan Tan mengatasi segregasi sosial, ketimpangan ekonomi, serta diskriminasi rasial dan agama/kepercayaan di Indonesia. Ini dilakukan melalui akses pendidikan berkualitas dalam bentuk sekolah swasta dari tingkat anak usia dini, dasar, menengah bawah, menengah atas, dan kejuruan.
- Pendirian: Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) didirikan pada 25 Agustus 1987, dimulai dengan 187 siswa.
- Perkembangan: Jumlah murid berkembang hampir 10 kali lipat dalam 10 tahun. Per tahun ajaran baru 2024/2025 ini YPSIM menerima 4000 anak didik didukung 178 tenaga didik.
- Penghargaan:
- 2014: Maarif Award dari lembaga gerakan kebudayaan Maarif Institute.
- 2014: Anugerah Peduli Pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud).
- 2018: Organisasi Masyarakat (Ormas) Award bidang pendidikan dari Kementerian Dalam Negeri RI (Kemendag).
- 2023: Sekolah Moderasi Beragama dari Kementrian Agama RI (Kemenag)
Logo

Yayasan ini didirikan sebagai media untuk mengatasi segregasi sosial, ketimpangan ekonomi, serta diskriminasi suku, agama/kepercayaan, dan ras. Kami percaya keberagaman harus disyukuri sebagai salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang berBhinneka Tunggal Ika.
Perubahan Logo

Pada awalnya, Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda menggunakan logo berisi elemen padi dan kapas yang diambil dari butir kelima Pancasila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, buku sebagai lambang ilmu pengetahuan, tulisan jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK dan lokasi Medan Sunggal. Logo ini merepresentasikan visi yayasan saat dibangun yaitu memberikan akses pendidikan bagi semua anak Indonesia tanpa memandang latar belakang, untuk menciptakan kedamaian dan kehidupan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Yayasan tidak lagi hanya menyediakan program Anak Asuh, namun juga Sofyan Tan Scholarship untuk perguruan tinggi. Bukan hanya memiliki sekolah untuk usia dini hingga menengah atas, melainkan juga universitas. Jangkauan Yayasan tidak hanya sampai Medan Sunggal, tapi nasional bahkan internasional. Kontribusi yang ingin Yayasan berikan tidak hanya dalam butir Pancasila kelima namun seluruh butir Pancasila bahkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berskala global. Hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang mengapa pembaruan identitas visual ini diinisiasi.
Nilai Logo

Kami mengutamakan persatuan dalam keberagaman sebagai nilai yang ingin kami angkat untuk membangun generasi yang toleran.

Kami berkomitmen untuk selalu menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak bangsa demi mendukung pembangunan negeri.

Kami ingin berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup dan menyelenggarakan pelestarian lingkungan demi masa depan.
Dalam pengembangan logo baru Yayasan, kami mempertimbangkan aspek-aspek filosofis dan teknis desain. Kami ingin membuat visual yang menonjol dan juga mengkomunikasikan keunggulan serta nilai-nilai Yayasan, yang berhubungan dengan apa yang kami lakukan.
Maskot
Adinara

Adinara mencerminkan semangat kebhinekaan Indonesia. Ia hadir sebagai simbol keberagaman budaya yang menjadi kekuatan pendidikan multikultural di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda.
Tanaya

Tanaya menggambarkan harapan akan lahirnya generasi muda yang cerdas, toleran, dan berkarakter, sejalan dengan visi Yayasan dalam membentuk pribadi inklusif dan berdaya saing.
Filosofi Maskot Pohon Bisbul
- Diversity & Inclusivity
Pohon Bisbul memberi oksigen bagi semua tanpa memandang latar belakang, mengajarkan inklusivitas dan keadilan. Seperti pohon ini, kita perlu menghargai setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, untuk membangun komunitas yang harmonis dan saling menghormati.
- Quality & Growth
Pendidikan berkualitas seperti pohon bisbul yang tumbuh dari nilai yang kuat, dipelihara dengan proses yang baik, dan menghasilkan individu unggul yang bermanfaat, seperti buah bisbul yang langka namun bernilai tinggi. Filosofi ini mengajarkan bahwa hasil pendidikan tidak instan, tetapi lahir dari proses yang berakar kuat dan tumbuh secara berkelanjutan.
- Sustainability & Growth
Merupakan simbol keberlanjutan, pohon bisbul mengingatkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan untuk generasi mendatang. Merawat alam berarti menciptakan ekosistem yang mendukung kehidupan inklusif, keberagaman budaya, dan pertumbuhan ekonomi yang adil bagi semua.
Mengenal Pohon Bisbul
Menurut indonesia.go.id, pohon buah bisbul yang diyakini berasal dari Filipina telah dikenal di Bogor sejak didirikannya Kebun Raya Bogor pada 1817 M. Buah bisbul, yang kerap disebut buah mentega, kini semakin langka dan sulit ditemukan. Padahal, buah ini memiliki aroma khas dan warna kulit menarik. Saat matang, warnanya merah tua kekuningan, berukuran besar, bulat, dan agak pipih.
