YPSIM – Memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-71 RI, PG-TK Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YP SIM),Medan Sunggal bekerjasama dengan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) menghadirkan Samsudin (46) pendongeng kondang asal Indramayu. Kehadiran relawan bersepeda keliling Gowes Jambi-Medan untuk mendongeng itu disambut antusias oleh anak-anak,Senin (15/8).
Berkaitan dengan penyelamatan orang utan Sumatra, dalam dongengnya Samsudin banyak menyampaikan pesan moral kepada anak-anak PG dan TK YP SIM untuk melestarikan hutan dan satwa langka yakni orang utan Sumatra.
“Tujuan dongeng kita ini sebagai upaya konsevasi budaya, penyelamatan hutan dan orang utan Sumatra..Penyuluhan sejak dini kepada anak-anak, saya lakukan dengan cara mendongeng.Setiap daerah temanya berbeda-beda, tergantung pendekatan dan permintaan teman-teman di lapangan,”kata Samsudin yang juga pendiri Rumah Baca Bumi Pertiwi di Indramayu Jawa Barat ini.
Samsudin berharap, lewat media dongeng , pesan-pesan luhur mengenai pelestarian alam akan lebih mudah ditangkap oleh anak-anak. Untuk itu ia menggunakan wayang kardus sebagai alat bantu mendongeng. Alat bantu mendongeng itu terdiri dari sejumlah tokoh wayang, seperti monyet, badak, penjahat, harimau, kupu-kupu dan lainnya.
Dengan lebih banyak mengenal tokoh-tokoh hewan yang ditampilkan di dalam dongengnya ,Samsudin berharap anak-anak agar semakin tumbuh kesadarannya menjaga kelestarian hutan dan habitat hewan tersebut dari kepunahan.
“Jadi tadi dalam dongeng saya ada sampaikan pesan moral kepada anak-anak bahwa hutan itu adalah rumah bagi binatang-binatang tersebut.Jadi kalau sudah namanya rumah saya harap jangan dirusak, dibalak dan dibakar,”ungkap Samsudin.
Menurutnya, saat ini tidak semua orang mempunyai kemauan langsung untuk menelaah sesuatu lebih dalam karenanya ia berharap para guru di PG-TK YP SIM kiranya bisa lebih mengetahui dan mendalami tentang pelestarian satwa dan hutan dengan mengajak sejumlah praktisi peneliti alam untuk melakukan suatu kegiatan di sekolah.
“Guru-guru di sekolah harus lebih dalam mengetahui tentang konsevasi ini.Jadi mereka tidak hanya membacakan ulang apa yang ada di dalam buku,”ujarnya
Sementara itu Kepala PG-TK YP SIM, Megawaty mengatakan, kehadiran Samsudin pendongeng yang menyuarakan pelestarian satwa langka di PG-TK YP SIM ini tidak terlepas dari upaya YEL yang merekomendasikannya.
“Kehadiran Pak Samsudin yang memberikan ilmu pengetahuan tentang pelestarian satwa dan hutan di Indoinesia tentunya sangat bermanfaat bagi kita semua.Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan negara kita,”ucap Megawaty.
Melalui kegiatan mendongeng ini, Samsudin juga membagikan buku cerita anak eksklusif tentang badak berjudul “Badak Tak Bercula (The Hornless Rhinoceros)” karya Dr. Robin Radcliffe untuk PG-TK YP SIM (SIONG).
Posting Komentar
Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...