Saat Siswa YPSIM Mengasah Naluri Bisnis


Diam-diam, tak sedikit siswa Perguruan Sultan Iskandar Muda yang mau dan mampu mengasah naluri bisnis mereka.

Di luar kesibukan jam belajar, mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas-tugas lain di rumah, mereka ternyata masih bisa menyisihkan waktu untuk mengurus “bisinis” mereka.

Ada yang mmanfaatkan piranti teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet untuk nyambi bisnis online, namun ada juga yang menjajal kemampuan berbisnis dengan langsung melakukan negosiasi tatap muka dengan konsumen, ada juga yang membuka kursus privat. Laporan Utama Simpul   kali ini menelisik kiprah para pebisnis siswa ini.

Sempat Menolak

Simaklah misalnya penuturan Friska Priscilla, siswa yang kini duduk di bangku XII MIA-1. Cewek berambut ikal kelahiran 22 April 1998 ini, awal mulanya ogah diajak berbisnis online saat dibujuk “Awalnya saya menolak karena saya bukan siswa yang pandai bicara meyakinkan orang lain,” ujar Friska. Namun karena temannya terusmenerus membujuk, hati Friska akhirnya luluh juga.

Maka ia pun akhirnya ikut nyambi bisnis online. Barang yang dijual berupa produk kecantikan. Dalam hal ini kosmetika.

Sekali berhasil menggolkan satu transaksi, ia mengaku mendapat fee Rep 50.000. Anak kedua dari dua bersaudara itu akhirnya mengaku cukup beruntung nyambi bisnis online itu.

Karena itu walau baru sekitar 3-4 bulan menekuni bisnis online, siswa kelas XII MIA-2 itu kini makin giat mencari konsumen secara online.

“Selain dapat fee, juga dapat nambah kenalan,”ujar Priska yang hobi berenang dan melukis itu.

Ia kini tengah mengincar untuk bisa sampai ke posisi sebagai asisten manager agar bisa mendapat bonus jalan-jalan ke luar negeri.

“Tapi nggak mudah karena saya harus mencapasi omzet penjualan tertentu,”tambah Friska lagi.

Telah Melampaui

Jika Friska berbisnis online baru seumur jagung, berbeda dengan Lili Sofiani yang kini duduk di kelas XII MIA-2.

LILI telah nyambi bisnis online sejak duduk di kelas 2 SMP. Artinya sudah sekitar tiga tahun!

Awalnya Lili mengaku hanya sekadar ikut-ikutan kakaknya. Namun kini bisnis onlinenya justru lebih berkembang dan telah mampu menyalip kakaknya..

Bagi Lili berbisnis online diakui telah melatih nalurinya sebagai wirausaha yang kelak berguna jika ia menamatkan pendidikannya. .

Sekalipun cakupan bisnisnya kecil-kecilan, Lili mengaku pernah buntung juga.

“Saya pernah ditipu konsumen saya. Tapi saya tidak mungkin marah-marah, yang saya lalukan hanya bisa bersabar,”tuturnya.

Dari berbisnis online, Lili mengaku per bulan bisa mendapat penghasilan kurang lebih Rp 500.000. Besar kecilnya tergantung dari order yang masuk. Bicara soal persaingan Lili mengaku pasti ada. Namun ia punya prinsip tidak mau menjatuhkan pesaing bisnisnya.

Sekarang sudah 4 tahun Lili berbisnis online produk kecantikan. Menurut Lili bersekolah sembari berwirausaha justru makin memotivasi diri untuk semakin maju. Ia berniat akan terus menjalankan bisnis online sekalipun nanti sudah berkuliah. Siswa lain yang tengah mengasah talenta bisnisnya adalah Khairani, yang juga berstatus sebagai anak asuh.

Mampu Penuhi Kebutuhan Sendiri

Lain lagi pengalaman Khairani. Siswa yang kini duduk di XI IIS-2 ini bahkan sudah empat tahun menekuni bisnis penjualan barang-barang alat rumah tangga plastik(house hold) dan tas kulit merk terkenal.

Beda dengan Friska dan Liliy Sofiani, Khairani Awalnya Khairani mendapat tawaran dari seorang ibu saat ia masih di kelas 1 SMP.

“Saya sempat ragu dan takut tidak berjalan dengan lancar,”tuturnya.

Namun setelah ibu itu berkali-kali meyakinkan dirinya, Khairani akhirnya terpengaruh juga. Pada awalnya, ia mengaku cukup kerepotan juga menawarkan produk alat-alat rumah tangga dan tas kulit tersebut. Setelah bekerja keras, ia hanya mampu menggaet tiga orang konsumen..

Namun Khairani tak patah semangat. Seiring waktu, kini jumlah konsumen Khairani telah mencapai 80 orang konsumen!

Sayang Khairani “agak pelit” bicara tentang penghasilan dari bisnisnya.

“Yang penting saya bisa mandiri memenuhi kebutuhan saya, misalnya untuk tranportasi, jajan dan beli buku-buku serta alat sekolah,”ujar Khairani sembari tersenyum simpul.

Ia juga mengaku ada keuntungan lain dari bisnis yang ditekuni selama empat tahun itu.

“Melatih jiwa kewirausaahan saya,”tambahnya.

Upaya keras Khairani untuk mandiri memang boleh ditiru. Sejak duduk di bangku SMA pada 2014, ia bahkan telah menambah satu lagi produk bisnisnya: berjualan pulsa isi ulang!

Sembari Berbagi Pengetahuan

Mengasah naluri wirausaha, tentu saja tak melulu harus disalurkan lewat bisnis online atau bisnis langsung menjual sebuah barang. Tak sedikit juga siswa Sultan Iskandar Muda yang menjual jasa pengetahuan mereka.

Maksudnya buka kursus privat. Nah diantaranya yang dilakukann Syahfitri Surbakti yang kini duduk di bangku XII MIA1.

Posting Komentar

Bagaimana tanggapanmu ?.. yuk tulis disini...

Copyright © Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM).
Designed by ODDTHEMES Shared By Way Templates